Selasa, 24 September 2019

Dunia Sementara Akhirat Selamanya, Apa Maksudnya?



Ketika Telingaku terasa bising mendengar sebuah lagu yang liriknya kurang lebih begini " dunia sementara akhirat selama lamanya " saya coba perhatikan lirik lagunya dengan seksama ternyata lagu itu membahas tentang Tujuan akhir manusia meskipun tidak menyebut surga diliriknya.
Dunia sementara akhirat selamanya merupakan implikasi dari paham dualisme, kok bisa?
Coba perhatikan tujuan agama besar dunia, tujuan beragama mereka walaupun secara konsep tidak sama namun mempunyai visi abadi di surga (tubuh yang sudah mati akan bangkit dan kekal disurga/Jannah atau kekal di neraka /jahanam).
Dalam Hindu, ada beberapa sekte dualisme yang begitu agresif kampanye doktrin teologis nya, sebut saja kelompok  madwa yang rajin dalam kampanye keabadian dalam Swargaloka atau dalam istilah waisnawa abadi menjadi pelayan Krisna di planet vaikunta.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan akhirat itu?
Akhirat (bahasa Arab: اليوم الآخرة, translit. al-yaum al-ākhirah, har. 'hari/masa depan'‎) dipakai untuk mengistilahkan kehidupan alam baka (kekal) setelah kematian atau sesudah dunia berakhir. Pernyataan peristiwa alam akhirat sering kali diucapkan secara berulang-ulang pada beberapa ayat di dalam Al Qur'an sebanyak 115 kali,[1] yang mengisahkan tentang Yawm al-Qiyâmah dan akhirat juga bagian penting dari eskatologi Islam. (Wikipedia).
Dalam beberapa literatur jelas Akhirat itu berbeda dengan surga, jika akhirat itu suatu proses mekanisme setelah kematian atau sesudah dunia berakhir sedangkan Surga atau Jannah merupakan Suatu Tempat hasil dari pahala baik di dunia.
Dalam diksi diksi teologis samawi jelas tidak ada yang menyerupai Tuhan baik sifatnya apalagi wujudnya.
Jika kita tarik silogisme Ketuhanan Yang Universal kurang lebih begini :
Premis 1 : Tuhan Itu Satu dan Kekal
premis 2 : Semua ciptaan Tuhan tidak ada Yang kekal dan abadi.
Kesimpulan : tubuh,surga dan alam semesta merupakan ciptaan Tuhan maka tidak ada Ciptaan Tuhan sama kekal seperti Penciptanya.



Dari sini judul lagu " dunia sementara akhirat selama lamanya " bias makna, ngawur bahkan  menyesatkan umat manusia, apa maksud frasa "akhirat selama lamanya"? dalam lagu tersebut bukan kebenaran universal tapi kebenaran yang ngasal.
Lebih tepatnya sekarang ini,jika arahnya ke moralitas berkampanye lah tentang Renunsiasi.
Iya,kerusakan dunia beserta isinya itu karena polah Kapitalisme yang mengangkangi dunia... tinggalkan pola hidup hedonisme dan konsumtif yang diciptakan oleh kapitalisme ini.
Kita sering mendengar kalimat " meskipun hartamu melimpah tapi kalau mati tidak ada yang dibawa mati" .
Tetapi tak jarang kita melihat orang rebutan kekuasaan, rebutan harta bahkan ada yang rebutan pasangan.
Kadang orang yang menceramahi kita dengan haram nya uang riba tapi malah dengan asyiknya menikmati korupsi uang negara, apa mungkin korupsi tidak tergolong dosa seperti azab penikmat riba?
Begini, jika tidak ada kepastian melebihi dari sekedar ilmu pasti lebih baik kembali ke akal sehat.
Karena akal bagaimana pun juga sering terhubung dengan kejernihan jiwa.
Jangan menganggap tradisi orang asing terasa menyegarkan sedangkan tradisi sendiri yang luhur terasa membosankan.
Laksanakan saja kebajikanmu dengan sepenuh hati, tak pelak hatimu penuh dengan kebajikan.
Janganlah mengotori sisi hatimu yang jernih dengan kekotoran duniawi, karena jika kau terlampau tersengat duniawi kau akan terperangkap dalam ketakpastian hidup,terlarut dalam kesedihan,penuh dengan keluhan,selalu merasa kurang, hati diselimuti oleh iri hati dan kedengkian.
Bagi jiwa yang jernih diperlakukan seperti itu akan tersenyum kasian karena manusia apapun derajadnya apapun kedudukannya itu satu mempunyai jiwa yang sama.
Jiwa itu pada hakikatnya bersifat kebaikan,kekekalan dan kebahagian (sat cit ananda). Dengan kebenaran ini, apapun kondisi ekonomimu,sosialmu dan politik mu semestinya tidak membuat jiwamu menjadi terjebak dalam kejahatan.
Kita bisa belajar dari bunga teratai meskipun hidup di air yang berlumpur namun bunga nya tidak tersentuh dengan lumpur.
Meskipun manusia hidup di dunia mayapada ini yang penuh dengan penderitaan (azaswatam) namun manusia tidak terpengaruh oleh kemelekatan duniawi, jiwa nya tetap terhubung dengan Jiwa Semesta alam.
Maka jadikanlah Dunia ini...menjadi ladang karma baikmu untuk mencapai Surga dan Moksha....!!!

Jumat, 30 Agustus 2019

Ibukota Indonesia Mau pindah, apa keuntungan nya?

Tidak ada yang salah dengan rencana perpindahan ibukota Indonesia dari DKI Jakarta menuju Kalimantan Timur. dilihat dari aspek apapun tidak ada yang punya hak untuk melarang namun disaat ekonomi masyarakat sedang tiarap lima tahun belakangan ini banyak warga yang bertanya apa untungnya perpindahan ibukota Indonesia dengan rakyat Indonesia? Bersambung